Pantai Teluk Karang, Pantai yang Level Alaminya 100

Pagi menjelang siang di arah jam 9 lewat, saya memutuskan mampir ke pantai Turun Aban Sungailiat. Seperti biasa saya akan membuat konten untuk audiens enjoybangka.

Tapi itulah kadang hati bisa berubah-ubah seperti angin, belum sempat melewati gerbang pantai Matras, saya menoleh sebelah kanan dan terlihat plang nama Pantai Teluk Karang.

Tanpa berfikir panjang, selang beberapa detik saya putuskan belok kanan dan mobil langsung masuk ke area yang berpagar ini.

Diterima oleh si penjaga dan tarif per mobil sebesar sepuluh ribu rupiah. Mobil bisa turun ke bawah dan parkir tak jauh dari pantai langsung.

Pantai ini sebenarnya sudah lama saya ketahui ketika masih aktif foto-foto landscape.  Sebelah pantai Parai Tenggiri, akan ada banyak pantai-pantai berkontur teluk dipenuhi bebatuan beraneka ukuran.

Pantai-pantai ini tak terlalu luas namun cocok bagi para pengunjung dapat berendam. Memang tak bisa untuk berenang bebas namun bagi pengunjung keluarga, anak-anak akan aman bermain pasir dan beredam di pantai ini.

Rimbun pepohonan menjadi penambah keindahan alami dari pantai ini.

Memang belum dikelola dengan professional, fasilitas yang tersedia hanya toilet wanita dan pria yang berdinding atap rumbia. Ada pula musholla mini di sudut pantai ini.

Sesuai namanya, Teluk Karang, maka akan ditemukan banyak bebatuan bercampur karang-karang mati di pinggir pantai. Batu-batu kecil berserakan namun seperti sengaja diletakkan seolah tak tampak alami.

Pantai ini memanjang dan bersambung dengan pantai-pantai di kawasan Matras, seperti Turun Aban, Parai Tenggiri, Kelayang, dan Pantai Matras.

Satu lagi yang menarik, di pantai ini tidak begitu panas karena pepohonan yang tumbuh alami di pinggir pantai menjadi peneduh alami bagi para pengunjung.

Rasanya bakal unforgettable moment, jika bersama rekan sanak saudara bertandang kesini, mengelar tikar taman, lalu bakar-bakar aneka seafood, berendam dan bermain pasir.

Kealamian Pantai Teluk Karang akan berkesan selalu. (Iks/2023)