Kopi Boi, Kedai Kopi Anak Muda Bangka Bercita Rasa Keluarga di Kota Sungailiat
Kopi-Boi-Warung-Kopi-Terkenal-di-Sungailiat |
Temaram lampu penerangan jalan menerangi sudut-sudut
kota Sungailiat Kabupaten Bangka lengkap dengan cerita-cerita manusia. Pelbagai
kesibukan serta lalu lalang warga menyeruak pada malamnya ala kota kecil. Ramai
pada jalan-jalan utama dan pusat-pusat perbelanjaan selepas Magrib lalu menyepi
menjelang jam Sembilan malam.
Begitu pula kesibukan hadir di Kedai Kopi Boi di
Rabu malam (8/3), di suasana rembulan malam menyeruak dari sela dedaunan, Kedai
ini berdiri gahar menawarkan tempat bagi anak muda menghabiskan malam menyeruput
secangkir kopi.
Siphon berisi kopi telah terisi penuh. Cangkir-cangkir berjejer rapi siap dituangkan kopi racikan Kemas Ramandha. Biasa dipanggil Rama_Pria berperawakan sedang dan murah senyum ini menyebut tempat ini sebagai Kedai.
“Dalam bayangan saya, Kedai itu seperti tempat
jualan yang kecil dan mudah dipindahkan,” ujarnya seraya sibuk mengaduk-ngaduk
kopi dan susu kental manis.
Kedai ini memang mengisyaratkan hal itu, luasnya
kurang lebih 4 meter persegi berbahan baja ringan. Dalam sinar lampu pijar,
kedainya tampak kontras dalam gelap malam disudut bekas lapangan tenis.
Kedai-Kopi-di-Bangka-Kopi-Boi-Rama |
Ia baru saja memindahkan kedainya ke lokasi baru ini
bersisian dengan Hotel Manunggal, setelah sebelumnya berjualan persis di
pinggir jalan Jenderal Sudirman_ jalan utama yang membelah kota Sungailiat.
Lokasi baru ini dipilih gara-gara ada aturan soal tak diperbolehkan berjualan
di trotoar jalan oleh Pemerintah Daerah.
Kursi-kursi plastik tersusun beragam ukuran serta
meja kayu pada sisi kedai tersedia bagi pengunjung untuk duduk santai. Susunannya setengah mengelilingi kedai seolah membentuk area-area tongkrongan
tersendiri.
“Sudah hampir empat tahun, Kedai ini berdiri dan Alhamdulillah masih bertahan, “ ungkap Rama.
Menurutnya, para pelanggan yang mampir kebanyakan
adalah mereka-mereka yang dia kenali secara personal. Pelanggan tetap ini
membantu cash flow kedainya tetap lancar beroperasi di bisnis ini.
Mungkin ini yang menyebabkan mengapa Kopi Boi ini
sanggup survive dalam perkopian
duniawi yang memang kompetitif.
Rama sang owner, adalah pemilik, penyeduh, sekaligus
pelayannya. Hanya dia seorang yang menyeduh kopi dan aneka minuman lainnya di
malam itu. Setelah menyeduh, Rama akan menyebutkan nama sang pemesan bahwa
minuman sudah ready.
Ia tak mengantarnya ke meja pengunjung, cukup
menaruh minuman itu di meja berbahan papan yang tersambung di bangunan kedai
ini. Pengunjung yang disebutkan nama, akan mengambilnya sendiri.
Kedai-kopi-Bangka-di-Sungailiat-Kopi-Boi |
Kedai-Kopi-Bangka-Lokal-Sungailiat |
Kedai-kopi-Bangka-UMKM-Lokal-Kopi-Boi |
Rama kenal pelanggannya secara personal. Para
pengunjung seolah teman yang rela berlama-lama, dari sekedar bermain HP,
mendengar musik, atau nongkrong berbicara tema apa saja. Pengunjung ini
ibaratnya menemukan sanctuary- nya
tersendiri.
Bahkan untuk pengunjung yang baru,
ia tak segan bercengkrama dan bersenda gurau tanpa ragu. Mungkin background wartawan membuatnya lebih
mudah untuk bergaul dengan siapapun.
Kemas sehari-harinya berprofesi
sebagai wartawan di media online lokal. Ia cukup senior dengan kurang lebih 11
tahun pengalaman. Kesibukannya di siang hari menyebabkan ia lebih memilih
membuka kedai di malam hari.
Semakin menginjak malam, pengunjung
mulai berdatangan. Tak ada daftar menu atau pelayan yang menyambut, cukup
menyebutkan nama minumannya. Sang owner akan sigap meracik minuman.
“Saya autodidak saja, dalam hal
membuat aneka minuman ini, kalau soal kopi saya dulunya mempelajari dari
teman,” ungkap Rama.
Tak ada rasa lelah yang tampak dari
wajahnya, Ia kelihatan santai dan rileks dalam menyiapkan minuman sambil
merokok kretek dan bersenda gurau dengan tamunya. Kedai Kopi Boi cukup unik
dari segi pola hubungan kustomer dan pemilik kedai.
Kedai-Kopi-Boi-Sungailiat-Bangka |
Beberapa tahun kebelakang, hingga
kini memang trend minum kopi makin menggeliat khusus bagi anak-anak muda. Sejak
film Filosofi Kopi hits 2014 lalu, warung atau kedai kopi bermunculan dengan nama-nama
seperti Janji
Jiwa, Lain Hati, Kulo, Starbucks, Kenangan, Filosofi, Maxx Coffee, Anomali
Coffee menawarkan beragam jenis sajian kopi dan rasa campur aduk. Beberapa warkop
franchise ini pun sudah hadir di Sungailiat.
Ini pun tidak meniadakan warung
kopi lejen semacam Tungtau,
Tjhin Tjhoi Hian, Alay, Warkop 99, yang telah lama berdiri di seputaran
Sungailiat. Ada lagi Kongjie, warkop yang terkenal dari Belitong yang
memeriahkan tradisi minum kopi di Sungailiat.
Rama sang founder (30) cukup berani
terjun di arus entrepreneur kopi ini. Tak banyak memang anak muda yang berani
membuka kedai dengan brand lokal di seputaran kota ini.
“Saya menggunakan uang saya hasil
sendiri dari jasa foto wedding atau prewedding, untuk membuat kedai ini, loh”
ungkapnya bangga. Seolah menyiratkan bahwa kedai ini ibarat hasil karyanya yang
diperjuangkan sendiri secara mandiri.
Di usia yang masih terbilang muda, Rama
telah berani memulai. Kutipan dari Nadiem Makarim pendiri Gojek tampaknya pas
menggambarkannya, “Karakteristik
entrepreneur yang paling penting, pertama adalah keberanian, dan bukan
kepintaran”.
Kopi Boi mirip dengan panggilan Boi
untuk Boy (bahasa Inggris) panggilan anak-anak
muda. Sekilas artinya “Kopinya orang muda” begitu mungkin maksudnya.
Diterangi temaram lampu jalan serta
lalu lalang manusia yang makin menyepi, Kedai ini seperti pit stop bagi anak-anak muda Sungailiat bahkan hingga pukul Satu
pagi nanti.
Dalam balutan udara yang mulai
berembun, tetap tak membuat mereka beranjak, sebab mereka menemukan kedamaian
tersendiri seolah ada “keluarga” yang memanggil
nama, menyambut lantas menghidangkan secangkir kopi panas itu. (Iks/EB)
Kedai-kopi-Boi-UMKM-Lokal-Bangka
Posting Komentar untuk "Kopi Boi, Kedai Kopi Anak Muda Bangka Bercita Rasa Keluarga di Kota Sungailiat"