Lagu Daerah Bangka Belitung Amoy kek Akew dan Makna serta Pencipta aslinya
Salah satu lagu daerah Bangka Belitung yang cukup terkenal dinyanyikan adalah lagu Amoy kek Akew ciptaan Artono, asal Kampung Kenanga Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka. Jika tidak salah lagu ini diciptakan di tahun 90-an ketika yang bersangkutan merantau ke Jawa. Saya mengetahuinya Karena kebetulan kami sering mendengar lagu ini dan menyanyikannya semasa bersekolah di SMP dan SMA di kota Sungailiat.
Berikut lirik dari lagu Amoy kek Akew
Amoy kek Akew…Jalan jalan
Bedue-due ningok cong rebut
Di kampong Rebu diadep Tepikong
Amoy kek Akew ngumong-ngumong
Amoy kek Akew gi ke Petcuun
Di Pasir Padi Pangkalpinang
Makan kue Cong minum Taipusui
Dak nyangka aben die betunang
reff
Ari Lipai ooii Amor kek Akew
Die kawen diarak pakai uto
Ade musek oii musik Liong pay
Ngiring tamu kek penganten minum Cha
Tamu e pulang
Amoy kek Akew maen mate
Makna lagu Amoy kek Akew
Begini, saya percaya bahwa lagu adalah sarana berkomunikasi antara sang pencipta dengan pendengarnya. Ada pesan-pesan berupa nilai moral yang hendak di sampaikan kepada khalayak saat itu terutama bagi masyarakat Bangka Belitung. Menurut pemahaman saya lagu ini hendak menyampaikan pesan pentingnya nilai Toleransi dan kebanggaan atas budaya yang dimiliki.
Amoy Kek Akew itu sendiri adalah panggilan wanita dan pria muda bagi masyarakat Tiong Hoa di Bangka. Amoy untuk wanita muda belum bersuami, dan Akew untuk pria muda yang belum beristri alias lajang. Lagu ini bercerita mengenai momen pacaran antara kedua insan tersebut yang mengetengahkan adegan di Kampung asalnya yakni Kampung Rebu, Pantai pasir padi di Pangkalpinang, serta momen kegiatan nya menonton acara Sembayang Rebut, Makan dan minum di pasir pagi, lalu berlanjut kepada acara pernikahan mereka dengan ritual meminum Cha, minuman khas orang Tiong Hoa itu.
Makna pesan toleransi dapat dilihat dari lirik-lirik lagunya yang menegaskan kita untuk mengenali praktik-praktik budaya masyarakat Tiong Hoa.
Ade musek oii musik Liong pay
Ngiring tamu kek penganten minum Cha
Dengan mengenali adat dan tingkah laku masyarakat Tiong Hoa terutama para pemuda pemudinya, diharapakan masyarakat etnis luar memiliki pengetahuan awal dalam berkomunikasi dengan masyarakat Tiong hoa. Kita jadi tahu bahwa ada ritual perkawinan yang juga memiliki kekhasannya masing-masing sebagai perkawinan adat Bangka Belitung.
Sehingga dampak langsungnya adalah terjadi suatu peristiwa komunikasi lintas budaya yang lebih baik dan kondusif bagi pergaulan masyarakat di Bangka Belitung. Bukankah ada prinsip “tak kenal maka tak sayang itu, “ jika kenal maka akan terbentuk rasa kekeluargaan.
Adapun makna selanjutnya adalah kebanggaan akan budaya yang dimiliki terutama bagi masyarakat Bangka Belitung. Bahwa adat istiadat yang dibawa oleh masyarakat Tiong Hoa pada akhirnya akan menjadi budaya yang melengkapi budaya daerah di Bangka Belitung.
Amoy kek Akew gi ke Petcuun
Di Pasir Padi Pangkalpinang
Makan kue Cong minum Taipusui
Dak nyangka aben die betunang
Seperti disampaikan pada lirik lagu diatas, bahwa ada
budaya kuliner berupa makan kue khas Tiong Hoa, kue Cong disambil dengan
meminum minuman khas dari kacang kedelai, yakni biasa disebut Tai Pushui.
Sekarang makanan dan minuman ini menjadi hal yang umum bagi masyarakat di
Bangka. Hal ini menunjukkan bahwa wujud budaya berupa kuliner dari masyarakat
Tiong Hoa sudah dianggap menjadi bagian dari kuliner adat masyarakat Bangka
Belitung.
Demikian lah penjelasan Lagu Daerah Bangka Belitung Amoy kek Akew, siapa pencipta dan makna yang muncul dari sejumlah lirik lagunya.
2 komentar untuk "Lagu Daerah Bangka Belitung Amoy kek Akew dan Makna serta Pencipta aslinya"