Sungailiat Triathlon, Lomba Ketangguhan Atlit Internasional di Kabupaten Bangka
Tiba-tiba saya berhasrat untuk menguruskan diri. Saya
mendadak ingin menjadi atlit-atlit ini. Penampilan fisik kekar dan bugar serta
berdaya tahan prima. Ingin rasanya saya bergabung dalam keriuhan start awal,
ketika mereka, para atlit ini beramai melompat menerjang ombak. Dada membusung,
langkah kaki pasti lalu menceburkan diri menerjang ombak pagi.
Pada start awal dalam lomba Sungailiat Triathlon itu,
ratusan peserta pria dan wanita berenang ratusan meter bersama deburan dan
percikan air laut di sebuah pagi di pantai Tanjung Pesona. Sebuah simfoni yang
indah antara kekuatan dan keindahan. Ungkapan mellow nya, sportivitas dalam
irama alam bumi Sepintu Sedulang.
Bukan mellow indah tak bermakna, namun gelaran
Sungailiat Triathlon kali ini benar-benar sebuah magnet tersendiri untuk HUT
Kota Sungailiat yang ke -250 itu. Sebuah pamungkas perayaan hari lahir untuk
sebuah kota yang bersih tertib dan aman ini (Berteman). Bukan itu saja, event
skala besar ini berpotensi sebagai juru kampanye aktif untuk pariwisata di pulau
Bangka.
Seperti dikutip dari Wartaevent. Menpar Arief Yahya mengungkapkan bahwa pariwisata di Pulau Bangka dan Belitung memiliki 3A (Aksesibilitas, Amenitas dan Atraksi) yang bagus dan mempunyai banyak keunggulan. Pantainya berpasir putih, laut jernih, bawah laut bagus, pulau-pulau sekitar menawan dan orang sering bechmarking sebagai Maldive-nya Indonesia.
Lomba yang digelar pada Sabtu, 23 April 2016 kemarin
tak main-main. Diikuti oleh 425 peserta baik dari dalam negeri atau manca
negara. Tercatat ada 18 negara yang mengikuti even yang keempat kalinya ini. Sejumlah
negara yang berpartisipasi antara lain Aljazair, Australia, Austria, Amerika,
Belanda, Brazil, Filipina, Jerman, Jepang, Italia, Inggris, Kanada, Malaysia,
Selandia Baru, Singapura, Spanyol, Swedia, Rumania, Perancis, dan tuan rumah
Indonesia.
Ada tiga lomba yang diadakan. Berenang dalam rentang
ratusan meter adalah lomba pertama yang dilewati. Setelah itu, dilanjutkan
dengan bersepeda puluhan kilometer dengan rute Jl. Jenderal Sudirman Sungailiat
lalu mengelilingi Jalan Lintas Timur Sungailiat, Pantai Mang Kalok, Puri Tri
Agung, Pantai Teluk Uber. Setelahnya, peserta berlari puluhan kilometer lagi
sebelum mencapai garis finish.
Namun, saya melihat Sungailiat Triathlon tak melulu
soal pariwisata dan olahraga. Even ini soal keberanian pemerintah daerah untuk
beraksi di tingkat global. Nilai keberanian patut dikasih jempol sepuluh.
Ibarat pepatah, sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui. Begitulah
saya pikir kira-kira dampak dari keberanian Pemda Bangka ini. Berani
dikombinasikan dengan kreatifitas akan melahirkan daya dorong bagi pembangunan
di bidang lainnya, terutama pariwisata kita.
Publisitas ibaratnya menaruh keriuhan pada promosi
yang standar. Alhasil segenap mata akan tertuju indah padanya. Fokus perhatian
akan didapat. Tinggal bagaimana mengolah momen sekali setahun itu. Jadi, saya
berfikir pemda kita mesti berfikir langkah selanjutnya dari gelaran Sungailiat
Triathlon ini. Jangan terkembang sekali lalu mati.
Bagi masyarakat umum, sebagian besar menjadi penonton
pinggir lapangan. Namun saya pikir mereka mendambakan keriuhan dan keramaian
itu bisa mereka rasakan lebih dalam lagi. Dalam arti sesungguhnya, acara
dimaksud mampu memberi efek ekonomi bagi mereka.
Bagi saya sendiri, saya sederhana saja, ingin menjadi
mereka-mereka itu. Tangguh dan berkeringat. Seorang manusia yang sehat wal
afiat, aamiin.