Dibuai Pertiwi
Pertiwi ibarat buaian diri
Dalam fajar memerah dan bakau
berselimut embun
Sebuah pagi, dimana sungai
seperti kawan bermain
Biduk dikayuh seperaduan sungai
Tak jengah seolah hidup adalah
aliran itu…
Keras namun lembut
Pertiwi ibarat Senyawa
Ketika senja menjelang…Asap tanah
bakar bersenandung
Sebuah hari, perolehan diri dan
pada tiap jengkal semai lada
Nafas tiada terkira..tiada
jengah, namun bahagia dalam hati
Membawa bingkisan ke pondok, dan
kami berebutan
Pada segalanya…
Ia, gurun sahara itu…megah, atau
pada semi, anggun daun warna warni
Granit pada pantai..kokoh pada
ombak, tiada tersungkur
Elang terbang tinggi,
membawa ikan pada anak yang lapar
Beringin, dahan yang kokoh
itu…memberi teduh tiada terkira
Aku pasti merindui masa lalu,
mengukur seberapa jauh jarak lapang
Tentang petak lada, tentang
kelekak..durian,
Bicara tentang hidup sebenarnya,
tak ada kata lelah
Aku pasti merindui masa
lalu..tentang seseorang yang merangkul ku
Bicara tentang dongeng..dan
memancing bersama.
Tentang memberi dan selalu
memberi selamanya
Tidur di sela lengan pada sudut
rumah papan
Seseorang yang riang dan hangat,
Senyum itu tak bisa ku
lepas…hingga akhir hayat
Kasih sayang sepanjang zaman***
1 komentar untuk "Dibuai Pertiwi"
gak rugi dah mampir baca