Mengejar Belitong Part 2
Hari ketiga, Selasa. Saya berinisiatif berangkat sendiri. Dengan rental motor, saya membela diri untuk berangkat ke Tanjung Tinggi. Penasaran nya luar biasa di Ubun-ubun. Sedari pagi, perjalanan ditempuh sekitar satu jam lebih dari tanjung Pandan. Sampai ke Tanjung Tinggi, benarlah pantai disini memang menakjubkan.
Bagi saya, pantai dengan bebatuan adalah hal biasa. Dan kebetulan saya sering mengabadikannya di pulau Bangka. Namun untuk Belitong, bebatuannya tampak asik sendiri, ukurannya jumbo. Batu granit itu memang tiada banding.
Bagi saya, pantai dengan bebatuan adalah hal biasa. Dan kebetulan saya sering mengabadikannya di pulau Bangka. Namun untuk Belitong, bebatuannya tampak asik sendiri, ukurannya jumbo. Batu granit itu memang tiada banding.
Salah satu spot Tanjung Tinggi dengan low angle |
Belum lagi, air lautnya yang sangat jernih, benar-benar jernih. Berendam sepinggang masih kelihatan dasar nya. Kalau melihat dari atas batu, kebetulan berdiri. Melihat bebatuan serta air yang jernih itu menimbulkan sensasi tersendiri. Momen ini menyadarkan kita akan kata indah dan damai. Bahwa alam begitu baik pada kita, memberikan bagian terbaiknya pada kita.
Dan kesempatan itu tak bisa dilepaskan begitu saja. Sepanjang pantai saya rekam dengan kamera. Awalnya di depan hotel punya Tomi, Lor In Hotel. Melihat sebuah kapal yang berada dibawah pohon. Sedang di depannya terhampar lautan dengan bebatuan. Puas di situ, saya lanjutkan ke spot selanjutnya. Spot yang banyak muncul di televisi dan media internet.
Namun, karena pertama datang ke tempat ini, tanpa sadar saya terus jalan. Spot yang harusnya tak jauh dari Lor in itu, memanjang hingga ke kampong, lewati jembatan dan ketemu perduaan jauh di depan, sekitar 10 kilometer. Kemarin ketika berangkat, saya tidak memperhatikan benar lokasi itu berada. Saya tersesat, dan sadar lokasi ini tak punya papan nama, atau pagar selamat datang. Pantas. Pepatah lama, bertanya lah dahulu agar tak sesat di jalan ada benarnya. Saya terlalu percaya diri dan rasa menggebu-gebu itu ternyata membuyarkan naluri akan arah jalan.
Sampai juga akhirnya ke spot Tanjung Tinggi ini. Tampak sekali bebatuan menjulang dengan angkuhnya bersusun di tepian. Ukurannya super jumbo itu tampak bersahabat dengan air laut yang tenang. Bayangan nya memantul. Membentuk imaji yang selaras. sedang di lautan ujung sana, tampak gerombolan batu seolah berdiri dengan gagahnya menantang panas dan hujan serta gelombang laut. Sesekali camar melayang dan hinggap di atas bebatuan itu.
Tampak beberapa perahu nelayan bersandar. Terikat pada batangan kayu tiga empat buah dieratkan jadi satu. Perahu yang tradisional bagi para nelayan. Ketika beranjak matahari terbenam, di pukul lima atau setengah enam, mereka para nelayan akan mulai memasang jarring di laut yang mirip teluk ini. (aksansanjaya)
spot Tanjung Tinggi khas bebatuan besarnya |
spot Tanjung Tinggi |
1 komentar untuk "Mengejar Belitong Part 2"